MTsN 1 Bandung

Terima Kasih telah Datang Di Blog Muhammad Munir yang berisi Segala Macam Tetekbengek yang ingin di Share Untuk semua Kalangan ..

MTsN........... Juga Bisa !!

Selasa, 31 Januari 2012

SASAKALA CIGONDEWAH


Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan bernama Sindangsari. Adapun rajanya bernama Baginda RajaSinga Mandala. Ia terkenal sebagai raja yang adil danbijaksana. Ia pun memiliki seorang putri yang sangatcantik jelita bernama Putri Mayang Sawitri.
Kecantikan Putri Mayang Sawitri pun tersiar kemana-mana. Banyak raja dan kstaria dari kerajaan lainberniat melamarnya. Namun semuanya ditolak olehPutri Mayang Sawitri dengan bermacam-macamalasan. Tentu saja Baginda Raja Singa Mandalamerasa bingung. Ia merasa khawatir para raja danksatria yang ditolak lamarannya akan merasa sakit hatidan kemudian akan mengerahkan pasukannya untukmenyerang kerajaan Sindangsari.
Pada suatu hari, datanglah rombongan pelamardari kerajaan Margaasih. Rombongan tersebut dipimpinlangsung oleh Raja Jayadilaga.
“Ada apakah gerangan Raja Jayadilgamenemuiku?” kata Raja Singa Mandala di ruang keraton.
“Maksud kami untuk melamar putrimu yang cantik jelita itu. Sebagai tanda lamaran, kami membawa berbagai perhiasan dan hasil bumi dari kerajaan Margaasih,” jawab Raja Jayadilaga dengan tegas dan penuh harap.
“Kalau begitu niat paduka, aku hanya bisa menyerahkan keputusan lamaran ini pada putriku langsung,” kata Raja Singa Mandala sambil melirikpada putrinya, Putri Mayang Sawitri. “Bagaimana, anakku?”
 Putri Mayang Sawitri lama menundukkan kepala.Karena kesal, akhirnya Raja Jayadilaga mengulang pertanyaan Raja Singa Mandala.
“Bagaimana tuan putri, bersediakah dipersuntinghamba?”
Euh , sebelumnya aku mohon maaf, paduka raja.” 
“Tidak usah minta maaf, karena tuan putri tidakpunya salah apa-apa padaku,” kata Raja Jayadilaga dengan penuh kesabaran.
Eum , untuk saat ini aku tidak bisa menerima lamaran paduka raja.” 
“Apa…?!!” Raja Jayadilaga tersentak kaget.
 Seketika ia berdiri dan pergi tanpa permisikeluar dari ruangan keraton diikuti oleh rombongan lainnya. Kemudian Ia bertitah: “Tunggu kedatanganpasukanku!”
 Melihat kejadian tersebut, Raja Singa Mandalahanya duduk terpaku kaku di singgasana. Ia tidak dapatberkata apa-apa. Bahkan hatinya semakin diliputi rasacemas. Ketakutannya yang utama ialah kerajaanMargaasih akan segera menyerang kerajaanSindangsari.
Sesuai dengan prediksi, keesokan harinya RajaJayadilaga mengerahkan seluruh pasukannya darikerajan Margaasih. Sebagai raja yang inginmempertahankan kedaulatan, tentu saja Raja Singa Mandala pun menyiapkan pasukannya. Seluruhpasukan Sindangsari segera ditempatkan di daerah perbatasan.
Pagi itu cuaca sangat cerah. Pasukan Margaasih semakin mendekati perbatasan. Seluruh pasukanSindangsari pun sudah siap menghalau. Sangkakala perang sudah ditiup, tanda peperangan akan segeradimulai. Peperangan pun terjadi. Namun nampaknya pasukan kerajaan Margaasih lebih kuat ketimbangkerajaan Sindangsari. Hal ini dikarenakan jumlah pasukan dari kerajaan Margaasih lebih banyak jumlahnya dan senjatanya pun lebih lengkap. Senjata mereka terdiri dari bedog (golok), pedang, dan gondewa atau jamparing (panah).
Pertempuan kedua kerajaan pun berlangsungsengit. Namun setelah dua hari berperang, akhirnyapasukan kerajaan Sindangsari terdesak. Banyak prajurityang gugur di medan perang. Darah berceceran dimana-mana. Ksatria-ksatria pilih tanding kerajaan Sindangsari tidak mampu menahan gempuran pasukan Margaasih. Bahkan Raja Singa Mandala pun akhirnya terbunuh dalam peperangan tersebut.
Melihat ayahnya telah tewas, Putri Mayang Sawitri langsung mencabut keris dengan niat untuk labuh geni (bunuh diri).
“Aku lebih baik mati ketimbang dipersunting olehraja yang telah membunuh ayahku,” gumamnya dengan yakin.
Sesaat setelah berucap dan menancapkan keriske perutnya, Putri Mayang Sawitri pun meninggal oleh kerisnya sendiri.
Berbeda dengan rakyat Sindangsari yangberduka, sebaliknya Raja Jayadilaga merasa senang atas kejadian tersebut. Ia merasa telah berhasilmembalas kepedihan hatinya yang ditolak oleh Putri Mayang Sawitri. Selain itu, ia pun berhasil memperluas kekuasannya dengan cara menyatukan wilayah kerajaan Margaasih dengan Sindangsari.
Selanjutnya Raja Jayadilaga merubah namaSindangsari menjadi Cigondewa.
“Aku ubah nama Sindangsari menjadi Cigondewa. Wilayah ini pun sekarang menjadi
taklukanku,” ujar Raja Jayadilaga di depan seluruh penduduk Sindangsari.
Alasan diubahnya nama Sindangsari menjadiCigondewa, karena setelah peperangan terjadi, RajaJayadilaga melihat banyak darah berceceran bagaikan cai (air). Darah tersebut berasal dari tubuh prajuritSindangsari yang terbunuh oleh panah dan gondewa pasukan Margaasih.
Semakin lama, kerajaan Margaasih pun semakin berkembang pesat. Setiap tahun mereka menyerahkan upeti kepada Prabu Siliwangi karena berada di wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran. Nama Cigondewa pun kemudian berubah menjadiCigondewah, mengikuti pengucapan penduduk setempat. ***


Bagaimana kisahnya ?
Tau kan Cigondewah itu dimana ?
............................
Yup , di Kota Bandung tentunya !
Terima kasih sudah berkunjung di Blog saya ya...




@Munir_AldyayezZ